fbpx

Wakafmulia.org

Tata Cara Bersedekah untuk Orang yang Sudah Meninggal Dunia Termasuk Niatnya

Bersedekah menjadi satu amalan baik yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW dan disukai Allah SWT.

Namun bagaimana hukum dan pahala bila ber sedekah atas nama orang yang sudah meninggal?

Penceramah, Ustaz Yuda Abdurahman menjelaskan terkait hal tersebut.

“Menghadiahkan pahala sedekah untuk mayit termasuk praktik yang dibolehkan dan pahalanya bisa sampai kepada mayit,” kata Ustaz Yuda, Sabtu (15/8/2020).

Dijelaskan oleh Ustaz Yuda bahwa di antara dalil tegas dalam masalah ini adalah hadis dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa ada seorang lelaki yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوصِ، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، أَفَلَهَا أَجْرٌ، إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ تَصَدَّقْ عَنْهَا»

“Ibuku mati mendadak, sementara beliau belum berwasiat. Saya yakin, andaikan beliau sempat berbicara, beliau akan bersedekah. Apakah beliau akan mendapat aliran pahala, jika saya bersedekah atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya. Bersedekahlah atas nama ibumu.” (HR. Bukhari 1388 dan Muslim 1004)

Dalam hadis yang lain, dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa ibunya Sa’d bin Ubadah meninggal dunia, ketika Sa’d tidak ada di rumah. Sa’d berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا، أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»

“Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dan ketika itu aku tidak hadir. Apakah dia mendapat aliran pahala jika aku ber sedekah harta atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.” (HR. Bukhari 2756)

“Hadis-hadis di atas menjadi dalil bahwa pahala sedekah atas nama mayit bisa sampai kepada mayit. Bahkan kata Imam Nawawi bahwa pahala sedekah ini bisa sampai kepada mayit dengan sepakat ulama. (Syarh Shahih Muslim, 7:90),” tutur Ustaz Yuda.

“Terlebih untuk pembangunan masjid, karena mesjid merupakan tempat yang paling dicintai Allah subhanahu wa Ta’ala di atas permukaan bumi, maka barang siapa yang membangun masjid di dunia, kelak tentu akan Allah bangunkan untuknya rumah di surga,” lanjutnya.

Hal ini senada dengan hadits yang disampaikan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berikut:

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ

“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

“Dan itu merupakan sedekah jariyah yang akan terus mengalirkan pahala bagi pemberi sedekah, selama masjid tersebut terus digunakan untuk orang-orang sholat, membaca Alqur’an, mengkaji ilmu agama, dan berbagai macam ibadah lainnya,”kata Ustaz Yuda.

Sedekah merupakan satu di antara amalan dalam Islam yang sangat dianjurkan.

Rasulullah SAW juga sangat menganjurkan ini.

Lantas muncul pertanyaan di benak kita, bolehkah berniat sedekah untuk orangtua, termasuk yang sudah meninggal dunia.

Terkait ini, Ustaz Adi Hdiayat menjelaskan seluruh amal ibadah itu, penerimaannya oleh Allah, atau landasan pemberian pahalanya, bergantung pada niatnya.

“Sungguh seluruh amal perbuatan, aktivitas seorang hamba, dibatasi pemberian pahalanya, feedbacknya, kembali pada niatnya,” ujar Adi Hidayat

Ustaz Adi Hidayat mengatakan, boleh tidaknya ber sedekah yang diniatkan untuk lebih dari satu orang ( misal untuk orangtua) bisa dikembalikan pada ketentuan Al Quran dan praktik yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Kita bisa mencontoh perbuatan qurban oleh Rasullah SAW.

Sedangkan qurban adalah bagian dari sedekah.

“Beliau menyampaikan Ya Allah, mohon terima ini qurban. Ini Qurban dari saya, dari keluarga besar saya, dan dari umatku yang tidak mempunyai kemampuan untuk berqruban,” ujar Ustaz Adi Hidayat.

 

Infaq juga bagian dari sedekah.

Karena itu, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, ada sebagian ulama yang meluaskan itu semua dengan kebolehan berinfaq atau sedekah untuk banyak niat atau dalam arti diniatkan untuk banyak orang, termasuk orangtua atau anggota keluarga lainnya.

“karena itu ada di sini, pendapat ulama yang mengambil contoh perbuatan Nabi SAW, bahkan sabda Nabi SAW,  yang membolehkan seseorang berinfaq atau bahkan berqurban yang diatasnamakan untuk orangtua yang sudah wafat atau saudara yang tiada,” ujarnya.

“Maka dari sini, secara ringan, bisa dikatakan bahwa, boleh-boleh saja ada seseorang yang berinfaq diatasnamakan bagi orang lain atau menyertakan orang lain, termasuk bagi orang yang sudah tiada,. Boleh dalam bentuk sedekah, wakaf, untuk karpet masjid, untuk tempat wudhu, lalu diniatkan untuk orangtua yang sudah meninggal, itu sah-sah saja dilakukan,” tutur Ustadz Adi Hidayat.

Lantas bagaimana pahalanya?

Ustadz Adi Hidayat mengatakan berdasarkan dalil, ada tiga amalan yang pahalanya tidak terputus untuk orangtuanya.

Ketiganya adalah ilmu yang bermanfaat, ada anak soleh yang berdoa, dan sedekah jariyah.

“Karena itu, sepanjang kita, masih hidup kita masih berpeluang untuk saya bisa bersedekah untuk niat orangtua yang sudah meninggal dunia, atau bersedekah menyertakan orangtua yang sudah meninggal dunia.  Ini pendapat yang saya pilih, sekaligus kita hormati pendapat yang berbeda, tidak usah berselih, yang penting masing-masing ada dalilnya,” tutur Adi Hidayat.

Sumber :  https://bangka.tribunnews.com/2021/09/22/tata-cara-bersedekah-untuk-orang-yang-sudah-meninggal-dunia-termasuk-niatnya?page=1.