fbpx

Wakafmulia.org

Sukuk Wakaf Ritel SWR-003: Wakafku, Investasiku

Kemenkeu – Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) Ritel seri Sukuk Wakaf Ritel SWR-003 merupakan produk investasi sosial yang bertujuan untuk mendukung program pemberdayaan ekonomi umat dan kegiatan sosial kemasyarakatan. “Melalui CWLS Ritel, pemerintah berupaya memfasilitasi masyarakat agar dapat berwakaf uang secara lebih mudah dan aman.” Hal ini disampaikan oleh Rahmah Fitri, Analis Senior Direktorat Pembiayaan Syariah, Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam acara talkshow Bincang Ekonomi Syariah Terkinie (BESTIE) ke-2 dengan tema “Wakafku, Investasiku” pada Selasa (28/6). Acara ini terlaksana berkat kolaborasi antara Badan Wakaf Indonesia (BWI), Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), DJPPR, dan Sekretariat Jenderal (Setjen) Kemenkeu.

“Hanya dengan nominal satu juta rupiah, kita sudah bisa ikut berinvestasi sosial di SWR-003,” ujar Rahmah. Nantinya, para Nazhir (pengelola wakaf) akan menyalurkan imbal hasil SWR-003 ke berbagai program sosial-ekonomi masyarakat. Antara lain program ketahanan pangan, sanitasi untuk masyarakat, pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dan pemberdayaan masyarakat melalui ternak hewan.

Bekerjasama dengan 6 Mitra Ditribusi (Midis), pemerintah juga memberikan kemudahan teknologi bagi masyarakat dalam berinvestasi sosial di SWR-003 melalui pembelian secara online dengan mengakses landing page www.kemenkeu.go.id/cwls untuk memilih Midis yang diinginkan, kemudian melakukan proses registrasi dan pemesanan SWR-003.

Mengingat masa penawaran SWR-003 yang akan berakhir pada 7 Juli 2022, Rahmah mengajak masyarakat agar segera beripartisipasi dalam investasi sosial melalui SWR-003. “Berinvestasi di SWR-003 bukan hanya untung di dunia tapi juga di akhirat. Bukan hanya tentang memenuhi hasrat dan harapan melainkan juga harkat. Bukan cuma melulu self-reward ataupun self-healing, melainkan kita juga bisa self-control dan self-protection,” ujarnya di akhir acara.

Dalam talkshow tersebut, hadir pula Emmy Hamidiyah, Wakil Sekretaris BWI sebagai pembicara. Selain menjelaskan aspek mendasar tentang wakaf dan peran BWI, Emmy juga menyampaikan bahwa sejak dulu wakaf telah menjadi soko guru atau pondasi yang sangat penting dalam peradaban Islam. “Salah satu sejarah wakaf yang paling terkenal adalah wakaf sumur oleh Utsman bin Affan yang memberikan manfaat bagi masyarakat di Madinah sampai saat ini, artinya pahalanya masih mengalir sampai sekarang,” ujarnya.

Emmy juga menjelaskan jenis-jenis wakaf, seperti wakaf permanen dan wakaf temporer, maupun wakaf uang dan wakaf melalui uang. Wakaf permanen artinya harta benda wakaf diserahkan selamanya kepada Nazhir untuk dikelola, adapun wakaf temporer adalah wakaf dengan jangka waktu tertentu yang akan dikembalikan pokoknya saat masa wakaf selesai. Dalam kaitannya dengan penerbitan SWR-003, Emmy menguraikan bahwa BWI berperan dalam memastikan bahwa Nazhir yang dipilih merupakan Nazhir yang amanah, kredibel, dan programnya bagus.

Sebagai pembicara ketiga adalah Urip Budiarto, Kepala Divisi Dana Sosial Syariah, Manajemen Eksekutif KNEKS. Selain menjelaskan tentang KNEKS dan program kerjanya di bidang dana sosial syariah, beliau juga mengulas salah satu program prioritas KNEKS yaitu transformasi wakaf uang nasional serta pengembangan wakaf ke depannya.

Urip juga berharap agar sektor wakaf dapat tumbuh optimal dan berkontribusi maksimal. “Di Indonesia pilar kapital sudah ada perbankan, pasar modal, asuransi, dan juga pajak di sektor publik yang nilainya mencapai ribuan triliun. KNEKS berharap ada satu pilar tambahan yaitu wakaf yang dapat mendukung semua itu, karena wakaf pokoknya punya umat, imbal hasilnya untuk umat, dan dikelola oleh umat juga. Pemerintah hadir untuk memfasilitasi kedermawanan umat, keprofesionalan umat, dan juga kemaslahatan umat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Urip menambahkan bahwa dalam konteks pribadi, bisa jadi nantinya kegiatan kita dari bangun tidur ke tidur lagi semuanya berbasis wakaf. Misalkan ada perumahan yang tanahnya berbasis wakaf, sekolahnya di sekolah berbasis wakaf, ketika sakit dirawat di rumah sakit berbasis wakaf, bekerja di gedung yang berbasis wakaf, dan makamnya di makam berbasis wakaf. Karena di wakaf, satu kebaikan akan menghadirkan ribuan kebaikan lainnya dan bersifat terus menerus. Sebagai penutup, beliau mengajak agar masyarakat mendukung gerakan wakaf untuk tumbuh lebih baik dari hari ke hari, dan mengingatkan prinsip 3M, yaitu: mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai dari sekarang.

 

Penulis :  Ricky Gigih Prayoga/Set. KNEKS
Editor   :  Saila Rezcan
Sumber : https://setjen.kemenkeu.go.id/in/post/sukuk-wakaf-ritel-swr-003-wakafku-investasiku