SEBAGAI negara yang berasaskan Islam, Arab Saudi memiliki beberapa instansi pemerintahan yang langsung mengurusi urusan Islam, baik dalam bidang eksekutif maupun yudikatif.
Di bidang eksekutif, terdapat dua lembaga setingkat kementerian yang mengurus masalah Islam.
Kementerian Urusan Dakwah dan Pembinaan Islam (Wizarah al-Syu’un al-Islamiyah wa al-Dakwah wa Al-Irsyad ) dan Kementerian Haji dan Wakaf ( Wizarah al-Hajj wa al-‘Umrah ).
Sedangkan dalam bidang yudikatif terdapat lembaga Mahkamah Syar’iyah (al-Mahkamah al-Syar’iyyah ) dan Lembaga Penegak Amar Makruf dan Nahi Mungkar ( Hai’a Amar al-Ma’ruf wa Nahy ‘an al-Munkar).
Lembaga terakhir, pada awal tahun 2022 resmi dibubarkan oleh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Muhammad bin Salman, karena dianggap sebagai penghambat visi pembangunan 2030 Arab Saudi.
Dalam pengelolaan harta wakaf, Arab Saudi membedakannya dalam dua kategori yaitu wakaf masjid serta wakaf harta selain masjid seperti tanah, bangunan, dan kendaraan.
Untuk wakaf masjid atau rumah ibadah, pengelolaannya dilalukan oleh nadzir wakaf (pengelola wakaf) yang ditunjuk oleh Kementerian Urusan Dakwah dan Pembinaan Islam.
Jadi masjid-mesjid wakaf seperti Masjid ‘Aisyah yang merupakan wakaf dari miliuner Arab Saudi, Sulaiman al-Rajhi atau Masjid Bin Baz yang diwakafkan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz pengelolaannya dilakukan oleh nadzir wakaf yang berada di bawah Kementerian Urusan Dakwah dan Pembinaan Islam.
Sedangkan wakaf selain masjid pengelolaannya langsung berada di bawah pengawasan mahkamah syar’iyah.
Mengingat begitu banyaknya wakaf selain masjid atau rumah ibadah di Arab Saudi, maka mahkamah syar’iyah menunjuk nadzir wakaf untuk mengelola aset masing-masing harta wakaf tersebut.
Di Arab Saudi, wakaf selain masjid kemudian banyak yang diproduktifkan menjadi hotel, apartemen, dan pusat-pusat perkantoran atau perbelanjaan.
Bangunan Tower Zamzam dibangun dari wakaf Raja Abdul Aziz, Hotel Jauharah dibangun dengan harta wakaf keluarga Shibghah, Hotel Elaf Masya’ir dan Grand Al-Massa dibangun dari harta wakaf Habib Bugha Asyi.
Terakhir, saat ini di Mekkah sedang dibangun super blok bangunan yang akan dijadikan sebagai pusat perkantoran dan perbelanjaan yang dibangun dari harta wakaf miliuner Arab Saudi, Sulaiman al-Rajhi.
Bangunan-bangunan itu setelah resmi menjadi harta wakaf melalui pengikraran di depan mahkamah syar’iyah dan tercatat dalam dokumen iqrar wakaf, selanjutnya mahkamah syar’iyah menunjuk dua orang untuk menjadi nadzir wakaf dari masing-masing harta wakaf tersebut.
Satu perwakilan dari unsur wakif (pewakaf) dan satu lagi perwakilan dari unsur mahkamah syar’iyah.
Namun, kedua nadzir itu tetap di-SK-kan dan bertanggung jawab langsung kepada mahkamah syar’iyah.
Mahkamah Syar’iyah Arab Saudi sekarang sudah menunjuk dua orang untuk menjadi Nadzir Wakaf Baitul Asyi Habib Bugha yaitu Dr Abdurrahman Abdullah Asyi, perwakilan unsur keturunan Aceh di Arab Saudi dan Dr Abdul Latif Muhammad Balthu, perwakilan unsur Mahkamah Syar’iyah.
Untuk melengkapi struktur organisasi Nadzir Wakaf Baitul Asyi, kedua nadzir ini menunjuk Ustaz Muhammad Said al-Tawabati menjadi bendahara Nadzir Wakaf Baitul Asyi.(*)
Sumber : https://aceh.tribunnews.com/2022/07/20/struktur-pengelolaan-harta-wakaf-di-arab-saudi