fbpx

Wakafmulia.org

WakafMulia.Org

Sejarah dan Perkembangan Pengelolaan Wakaf Di Brunei Darussalam

Negara Brunei Darussalam merupakan salah satu negara yang memiliki
mayoritas penduduk muslim walaupun bukan yang tertinggi di Asia Tenggara,
namun dapat dikatakan mempunyai kedudukan Islam yang paling tinggi. Hal ini
dapat dilihat dengan penerapan sistem Beraja Islam yang sekarang telah dirubah
menjadi Konsep Melayu Beraja Islam yang telah diterapkan sejak abad 14 M.

Dimana sistem ini menjadikan syariat Islam sebagai dasar, sistem dan falsafah
pembentukan Negara Brunei Darussalam. Kekuatan Negara Brunei Darussalam selain pada mayoritas penduduknya yang beragama Islam, kekuatanya juga terletak pada madzhab yang dianut oleh
penduduk Islam Negara Brunei Darussalam yang tidak pernah berubah sejak awal
kedatangan Islam. Mereka semua berpegang kepada Madzhab Syafi’i di dalam
fiqih dan aqidah Ahli Sunnah waljama’ah di dalam akidah.
Praktik wakaf di Negara Brunei Darussalam telah ada sejak awal kesultanan
Brunei Darussalam. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peranan sultan-sultan
terdahulu.

Praktik pengelolaan wakaf pada awal kesultanan hingga masa penjajahan Negara Inggris dilakukan secara tradisional yaitu para pewakif menyerahkan wakaf mereka kepada ustadz atau guru agama, atau para tokoh
masyarakat yang nantinya akan bertindak sebagai nazhir. Belum ada undang undang resmi yang mengatur tentang praktik wakaf di Negara Brunei Darussalam.

Keberlanjutan praktik wakaf dan perkembangan pengelolaan wakaf di Negara
Brunei Darussalam dimulai pada tahun 1955 saat dikeluarkannya Undang-Undang
Negara Brunei Darussalam dan Mahkamah-Mahkamah Kadi Penggal 77 yang
mengatur tetang wakaf. Sebelum ditetapkannya Undang-Undang Negara Brunei
Darussalam dan Mahkamah-Mahkamah Kadi Penggal 77 sebagai hukum dalam
pengelolaan wakaf, pihak kerajaan atau pihak tertentu tidak mempunyai hak
dalam mengurus dan mengelola harta wakaf di Brunei Darussalam kecuali pihak
yang ditunjuk langsung oleh para pewakif sebagai nadzir tanpa adanya
administrasi yang jelas. Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya catatan resmi
tentang sejarah pengelolaan wakaf begitu pula dengan aset-aset wakaf terdahulu.

Salah satu wakaf yang dikelola secara profesional setelah dikeluarkannya
Undang-Undang Negara Brunei Darussalam dan Mahkamah-Mahkamah Kadi
Penggal 77 yang mengatur tentang wakaf ialah wakaf Sultan Muhammad Tajudin
ibni Almarhum Sultan Omar Ali Saifuddien, beliau ialah Sultan Brunei yang ke19. Wakaf tersebut berupa penginapan khusus yang ditujukan untuk para calon jemaah haji dan Haji Abdul Latif bin Haji Muhammad Taha sebagai nazir resmi yang ditunjuk langsung oleh sultan.
Berdasarkan paparan tersebut pengelolaan wakaf mulai dikelola oleh
pemerintah dibawah kendali Majlis Ugama Islam Brunei (MUIB) sejak tahun
1955 setelah di keluarkannya Undang-Undang yang mengatur tentang wakaf. Hal
tersebut membawa dampak positif terhadap pengelolaan wakaf khususnya dalam
pendataan aset wakaf.

Sumber : https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36178/1/ULFAH%20SISI%20YATININGRUM-FEB.pdf