Wakaf pertama di Singapura diciptakan pada 1820 berupa Wakaf Masjid Omar di Kampung Melaka, di samping Sungai Singapura yang diwakafkan oleh Syed Omar Ali Aljunied – pedagang yang sukses dari Indonesia tetapi aslinya berasal dari Hahdramaut (sekarang dikenal sebagai Yaman). Syed Omar juga membuat Wakaf Masjid Bencoolen dan properti yang mendukungnya. Sejumlah Wakaf penting di Singapura didirikan di abad ke-19 oleh pedagang yang datang dari Yaman dan membawa bersama mereka tradisi kaya Wakaf dari tanah kelahiran mereka. Wakaf juga didirikan oleh orang-orang pedagang dan money changer yang datang dari India. Mereka mulai dengan pembangunan Masjid Jamae di tahun 1820-an, diikuti oleh masjid lain dan mereka mendirikan sejumlah Wakaf – seperti Wakaf dari Ahna Ally Mohammad Kassim – sehingga sekarang memiliki total 14 Wakaf
yang didirikan oleh masyarakat India. Perdagangan telah memainkan peran penting dalam menciptakan kekayaan dalam masyarakat Muslim singapura sehingga, untuk para pedagang Arab dan India serta Bugis dari kepulauan Indonesia. Di antara keturunan mereka Muis memiliki Wakaf dari Hajjah Daeng Tahira bte Daeng Tadaleh, dan pengingat bahwa hampir sepertiga dari Wakif dalam sejarah wakaf singapura (30 dari 99
Wakaf) telah diciptakan oleh perempuan. Perempuan Muslim di Singapura merupakan dermawan besar.
Namun fakta yang menyedihkan adalah bahwa tidak ada Wakaf baru telah diciptakan sejak tahun 1970-an, dengan Wakaf diciptakan oleh Syaikh Taha bin Abu Bakar Mattar. Kemungkinan alasan untuk tidak ada
Wakaf baru adalah bahwa:
1. Harga properti telah meningkat begitu banyak sehingga yang mewariskan properti sebagai Wakaf tidak mungkin bagi banyak Muslim Singapura;
2. Orang berbicara tentang ‘kelelahan donor’: terlalu banyak amal dan tujuan yang baik menargetkan Muslim dan
‘mengejar dolar yang sama.’ Donor mungkin diminta untuk memberikan ke masjid, madrasah dan berbagai macam organisasi amal;
3. Lebih banyak informasi tentang Wakaf perlu diterbitkan dan dipromosikan sehingga umat Islam menyadari apa yang bisa mereka lakukan dan dapat mencapai.
Semua Wakaf dipegang Muis. Saat ini ada 101 Wakaf. 68 dikelola oleh Muis sementara 33 adalah dikelola oleh trustee. Tahun lalu total $ 3.082.000 telah dicairkan. Penerima manfaat terbesar adalah masjid di mana 62% didistribusikan kepada mereka sementara pencairan untuk madrasah dialokasikan sebesar 9%. Dalam kepatuhan terhadap kehendak kontributor Wakaf (Wakif), Muis juga menyalurkan ke luar negeri (biasanya negara asal Wakif atau kota suci yaitu Mekah & Madinah) dialokasikan sekitar 13%.Para penerima bantuan bervariasi sesuai dengan kebijaksanaan Wakif yang dinyatakan dalam kehendak masing-masing. Seperti Syed Omar Bin Ali Aljunied, adalah salah satu Wakif di mana ia tidak hanya Wakaf Masjid Omar Kg Melaka, tetapi juga Masjid Bencoolen dan propertinya. Wakif lain yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap masyarakat Muslim adalah Wakaf dari Daing Tahira Bte Daeng Tadaleh. Ini adalah Wakaf Bugis keturunan, penerima manfaat termasuk masjid, madrasah, miskin dan membutuhkan, pengeluaran untuk orang sakit, biaya pemakaman bagi umat Islam miskin dan bagi umat Islam yang menderita bencana dan kecelakaan. Sementara 2/3 dari wakif adalah laki-laki, perempuan hampir 1/3 (ada 30 wakif perempuan dari 101 Wakaf). Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam wanita juga dermawan besar selama tahun-tahun sebelumnya.
Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/164547-ID-wakaf-produktif-di-negara-sekuler-kasus.pdf