Badan Wakaf Indonesia memastikan serapan dana wakaf di perguruan tinggi akan diawasi. Sejauh ini sudah ada beberapa universitas yang menyertakan dana abadi dalam skema SUKUK Wakaf private placement.
“Ada Unusa, lalu ITS sudah berwakaf Rp 50 miliar. IPB sudah berwakaf Rp 200 miliar. Sampai sekarang (IPB) paling besar. Di setiap (kampus) ada dewan pengawas syariah, di setiap (kampus) ada auditnya,” ujar Ketua Pelaksana Badan Wakaf Indonesia, Mohammad Nuh, dalam jumpa pers acara BWI-Wakaf Goes to Campus XII Semarang di Universitas Diponegoro, Selasa (20/12).
Ia menjelaskan, dana wakaf itu diinvestasikan melalui sistem SUKUK yang dijamin oleh negara. Sehingga keamanannya terjaga.
“Harta wakaf ini kita belikan SUKUK surat utang negara berbasis syariah. Itu yang jamin pemerintah. Insyaallah aman, kita juga enggak mau investasi yang gambling,” jelas dia.
Menurut dia, dana wakaf ini akan membantu kemandirian universitas. Hasilnya, bisa digunakan sebagai beasiswa atau pendirian bangunan-bangunan baru.
“Kita ingin ada gerakan baru, menyiapkan sarana dan prasarana melalui dana wakaf. Jadi tidak hanya dari pemerintah saja tapi masyarakat, yang dikemas dalam bentuk dana abadi. Perguruan top dunia pasti dana abadinya triliunan jadi ketergantungannya rendah karena sudah punya dana abadi sendiri. Hasilnya kita pakai untuk beasiswa atau untuk membangun,” lanjutnya.
“(Kalau dikorupsi dosanya) bukan dobel lagi, dobel-dobel itu,” kata Nuh.
Sementara itu, Wakil Rektor 1 Undip Prof Faisal, menambahkan, pihaknya menyambut baik instrumen investasi yang ditawarkan oleh badan wakaf.
Sumber : https://kumparan.com/kumparannews/m-nuh-pastikan-tidak-ada-korupsi-dana-wakaf-kampus-dosanya-akan-dobel-dobel-1zTdH1enpGF/full